Dani Dwi Permana (19), eksekutor bom JW Marriott, menjadi gambaran lemahnya kondisi psikologis sebagian kaum muda kita.
"Ini harus ditanggapi oleh generasi tua dan para eksekutif," kata Franz Magnis Suseno, ahli etika dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (STFD), saat menghadiri Malam Perenungan 64 Tahun Kemerdekaan RI di Gedung DPD RI Jakarta, Minggu (16/8).

Menurut Pastor Jesuit kelahiran Eckersdorf Jerman ini, para generasi tua tidak hanya mengecam pelaku terorisme yang kebetulan ada yang berusia remaja. Tapi buatlah sesuatu pada mereka, para remaja yang kondisi psikologisnya lemah, karena mereka kebanggaan bangsa yang turut membawa keindonesiaan.
"Dan berikan juga dorongan keagamaan kepada mereka, daripada mengurung mereka dalam ketertutupan," harap Ketua Program Pasca Sarjana STFD ini. Lebih lanjut, pemilik nama asli Franz Graf von Magnis, menuturkan bahwa aksi teror baru-baru ini tidak langsung mengancam kehidupan bangsa. Namun, untuk mengeringkan total terorisme, masih sulit.
Untuk itu, kita mesti terus waspada dengan tidak berlebihan. Ke depan, tambahnya, Indonesia terus ditantang untuk menangani kasus teror. "Tantangan itu sudah dijawab dengan cukup baik oleh bangsa kita, untuk saat ini," tandasnya.
Copyright : Kompas.com

0 Comments:

Posting Komentar

Maaf semua komentar kami moderasi. Budayakan komentar yang santun demi kenyamanan semua pembaca yang berkunjung ke blog ini. Salam Blogger ;-)