Bulan Juli menjadi awal tahun ajaran baru tiap sekolah di setiap tahunnya. Baik untuk siswa yang naik kelas dua, tiga maupun untuk yang baru masuk di kelas satu. Bagi siswa yang baru menginjak kelas satu, awal tahun pelajaran akan dihadapkan dengan ribetnya kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Bagi pembaca yang kebetulan baru masuk SMP atau SMA/K pasti masih teringat dengan jelas bagaimana dan seperti apa kegiatan MOS kemarin. Atau mungkin masih ada beberapa sekolah yang saat ini baru mulai mengadakan MOS.

Kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) diadakan Sekolah dalam rangka menyambut kedatangan siswa baru di sekolah mereka. Dengan segala bentuk cara dan kegiatan yang dipersiapkan pihak sekolah yang bekerja sama dengan pengurus OSIS untuk menyambut siswa baru sekaligus memperkenalkan lingkungan sekolah. Tetapi mengapa MOS justru manjadi momok yang menakutkan untuk siswa baru?

Sudah menjadi rahasia umum kegiatan MOS identik dengan kekerasan. Dan kegiatan ini justru tidak sepenuhnya membentuk intelektualitas. Para senior dengan tanpa beban melakukan abuse terhadap siswa-siswa baru yang sama sekali tidak mempunyai salah terhadap mereka. Mereka para senior bersenang-senang sepihak atas nama tradisi.

Saya masih ingat delapan tahun yang lalu, tahun 2002, ketika saya masuk ke salah satu STM di Wonogiri. Seluruh siswa baru diwajibkan memakai rumbai-rumbai rafia, topi dari ceting, memakai rompi kardus bekas supermi, membawa tas dari bekas kemasan terigu dan berbagai aksesoris lainnya yang menurut saya tidak penting. Bukankah ini sebuah pemborosan??? Misalkan untuk biaya MOS tersebut harus menghabiskan Rp 100.000,- per siswa, padahal jumlah siswa baru 400 anak. Berapa angka rupiah yang harus digunakan untuk membeli barang yang tidak bermanfaat tersebut?

Memang pengenalan awal tentang sekolah sangat penting. Dan MOS adalah wadah untuk melakukan itu. Tetapi alangkah baiknya bila kegiatan itu dilakukan pembenahan tentang tata caranya. Sehingga sistem pendidikan di negara kita akan menjawab tuntutan jaman.

Sekedar mengacungkan jari, alias usul. Untuk Bapak/ Ibu Guru yang kebetulan membaca tulisan ini, alangkah baiknya jika meninjau ulang dan melakukan pembenahan terhadap kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS). Dan akan lebih baik bila menghapus, atau setidaknya meminimalisir unsur buruk yang terkandung dalam kegiatan MOS tersebut.


1 Comments:

  1. skarang emang mosnya aneh2
    eh salam kenal
    izin follow
    follow back yah

    BalasHapus

Maaf semua komentar kami moderasi. Budayakan komentar yang santun demi kenyamanan semua pembaca yang berkunjung ke blog ini. Salam Blogger ;-)