Ehm, dimana ya bisa menemukan pemandangan itu? Kiranya tak mudah, apalagi banyak gadis kecil sekarang yang lebih sibuk dengan boneka barbie kesayangannya. Tapi YogYES berhasil menemuinya di sebuah desa di wilayah Sewon, Bantul. Meski tidak berlangsung pendopo, kegembiraan yang terpancar tampak tak berkurang. Jika ingin melihat, silakan saja menuju perkampungan itu. Namun, tentu lebih asyik bila memilih memainkannya lagi.
Nah, biarkan YogYES mengingatkan lagi segala hal tentang permainan yang sering juga disebut congklak ini. Ada dua alat yang dibutuhkan untuk memainkan dakon, yaitu papan dakon yang memiliki 16 lubang, masing-masing 7 lubang di depan dan belakang dan dan 1 lubang di pojok kanan dan kiri serta biji sawo. Inti permainannya adalah mengumpulkan biji sawo di lubang pojok yang menjadi milik kita. Menang atau kalah ditentukan dari banyaknya biji yang berhasil dikumpulkan.
Sebelum bermain, peserta melakukan ping sut dulu untuk menentukan siapa yang bermain lebih dulu. Setelah itu, biji sawo yang berjumlah 98 disebar dalam setiap lubang di papan dakon, kecuali lubang di pojok kanan dan kiri. Jadi, setiap lubang berisi 7 biji sawo dan setiap peserta memiliki 49 biji sawo yang tersebar di 7 lubang yang ada di depannya. Permainan dimulai dengan mengambil seluruh biji di satu lubang dan menyebarnya satu per satu di lubang lain secara urut.
Untuk menyebar biji, ada beberapa aturan. Biji yang diambil dari satu lubang, dimasukkan ke lubang berikutnya satu per satu secara urut, termasuk ke lubang lawan. Jika melewati lubang pojok yang menjadi milik kita, maka satu biji yang kita genggam ditaruh di sana. Tapi, jika melewati lubang pojok milik lawan, kita tidak boleh menaruh biji sawo di dalamnya. Sebabnya, tentu saja agar jumlah biji sawo milik lawan tak bertambah banyak.
Mau menang? Ada beberapa triknya, semoga anda masih ingat. Misalnya, sebelum bermain, peserta memilih dahulu biji pada lubang mana yang akan disebar. Tujuannya agar biji terakhir dari kumpulan biji yang disebar bisa jatuh di lubang yang kosong. Kalau biji jatuh di lubang yang kosong, anda bisa mikul atau nembak. Dan, bila berhasil, akan semakin banyak biji yang terkumpul di lubang pojok milik anda, sehingga bisa memenangkan permainan.
Untuk bisa mikul atau nembak, ada syaratnya. Mikul atau memikul bisa dilakukan bila biji terakhir yang disebar jatuh ke lubang kosong milik lawan, jadi anda bisa mengambil biji yang berada di kanan dan kiri lubang kosong itu untuk ditaruh di lubang pojok milik anda. Sementara nembak atau menembak, bisa dilakukan bila biji terakhir yang disebar jatuh ke lubang kosong milik anda, sehingga bisa mengambil biji di lubang lawan yang ada di seberang lubang kosong milik anda.
Nah, bagaimana? Ingin memainkannya lagi. Anda bisa membeli alat-alat permainannya di beberapa toko di Yogyakarta. Beberapa toko menjual papan dakon yang berbahan plastik, dengan biji yang terbuat dari plastik pula. Tapi, ada juga toko yang menjual alat permainan dari bahan kayu, tapi dengan harga yang tentu lebih mahal. Banyak orang justru membeli peralatan dakon dari kayu hanya untuk hiasan.
Saat main, mungkin anda akan bisa mengingat kecurangan-kecurangan yang pernah anda lakukan. Misalnya, berusaha mengecoh pandangan lawan sehingga bisa menyembunyikan satu atau dua biji agar biji terakhir yang disebar jatuh di lubang kosong. Atau, kecurangan-kecurangan lain yang kadang membuat permainan ini menjadi lebih seru. Coba ingat-ingat lagi apa yang pernah anda lakukan saat bermain dakon, pasti anda akan tertawa sendiri mengenangnya.
Bagi anda yang belum pernah memainkannya, inilah saatnya mencoba. Banyak pakar yang percaya bahwa lewat permainan ini kemampuan berhitung dan kecermatan melihat dapat dilatih. Tertarik?
0 Comments:
Posting Komentar
Maaf semua komentar kami moderasi. Budayakan komentar yang santun demi kenyamanan semua pembaca yang berkunjung ke blog ini. Salam Blogger ;-)